Lebak – Bantenmore.com ¦ Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Rangkasbitung terus memperkuat sinergi dengan dunia pendidikan dalam mendukung program pembinaan dan reintegrasi sosial bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP). Kali ini, Kalapas Rangkasbitung Muarif Khakim bersama jajaran melakukan kunjungan ke Universitas La Tansa Mashiro (Unilam) untuk membahas program Reintergrasi serta peningkatan siap kerja narapidana pasca-pembinaan, Jum’at (14/11).
Pertemuan berlangsung di kampus Unilam dan dihadiri oleh jajaran pimpinan Unilam
Kunjungan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat sinergi antara lembaga pemasyarakatan dan dunia akademik, terutama dalam menghadirkan pendidikan berbasis karakter serta keterampilan bagi warga binaan. Melalui kolaborasi ini, diharapkan narapidana tidak hanya siap kembali ke masyarakat secara sosial, tetapi juga memiliki kompetensi dan keahlian yang mendukung kemandirian ekonomi setelah menjalani masa pidana.
Kalapas Rangkasbitung, Muarif Khakim, menyampaikan bahwa kerja sama dengan Unilam merupakan wujud nyata kolaborasi antara lembaga pemasyarakatan dan institusi pendidikan tinggi.
“Kami sangat terbuka terhadap kerja sama yang memperkuat pembinaan narapidana. Program asimilasi bukan sekadar persiapan untuk kembali ke masyarakat, tetapi juga untuk membekali mereka dengan mental dan keterampilan kerja yang baik agar bisa produktif dan diterima kembali oleh lingkungan,” ujar Muarif.
Sementara itu, Pimpinan Unilam Kh. Ahmad Faisal Hadziq menambahkan bahwa akademik menyambut baik kerja sama dan program siap kerja Lapas Rangkasbitung yang akan menjadi kunci keberhasilan reintegrasi sosial.
“Langkah yang baik itu tentu kami dukung selaras juga dengan program pengabdian kami ke masyarakat, lulusan santri di Lapas yang telah mengikuti serangkaian program pembinaan siap kerja dan mampu beradaptasi lagi harus diterjunkan kembali ke dunia luar.” ungkapnya.
Melalui kolaborasi ini, Lapas Rangkasbitung dan Universitas La Tansa Mashiro berkomitmen untuk terus menciptakan inovasi pembinaan berbasis akademik dan keterampilan. Sinergi ini diharapkan menjadi contoh nyata bagaimana lembaga pendidikan dan pemasyarakatan dapat bersama-sama membangun sumber daya manusia yang berintegritas, mandiri, dan berdaya saing. [*/Red BM]